Gaza kembali memunculkan krisis kemanusiaan yang mendalam. Pada 20 Mei 2025, serangkaian serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 60 orang, termasuk wanita dan anak-anak. Di antaranya, 22 orang tewas dalam serangan terhadap rumah keluarga dan sekolah yang dijadikan tempat perlindungan di Gaza utara. Serangan lainnya di Deir al-Balah, kamp pengungsi Nuseirat, dan Khan Younis menambah jumlah korban tewas, dengan mayoritas adalah warga sipil yang tidak terlibat dalam konflik.

Sejak dimulainya konflik pada Oktober 2023, lebih dari 53.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah kehilangan nyawa. Badan Kesehatan Palestina melaporkan bahwa 65% dari total korban tewas adalah perempuan, anak-anak, dan lansia . Lebih dari 16.400 anak-anak tewas akibat serangan tersebut, termasuk 115 bayi . Selain itu, sekitar 2.260 orang dilaporkan hilang, dengan lebih dari 1.270 di antaranya adalah anak-anak, banyak di antaranya diperkirakan tertimbun reruntuhan.
Serangan ini juga menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur medis. Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara, salah satu fasilitas medis utama, terpaksa ditutup akibat serangan udara Israel. Penutupan rumah sakit ini membatasi akses pasien, termasuk anak-anak yang membutuhkan perawatan medis darurat.
PBB dan organisasi kemanusiaan internasional telah mengecam serangan ini sebagai pelanggaran hukum internasional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan keprihatinannya atas kondisi anak-anak di Gaza, menyebutnya sebagai situasi yang mengerikan dan menuntut penghentian serangan terhadap fasilitas medis.
Serangan terbaru ini menambah panjang daftar tragedi kemanusiaan di Gaza. Warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, terus menjadi korban dalam konflik yang berkepanjangan ini. Dunia internasional dihadapkan pada tantangan besar dalam upaya menghentikan kekerasan dan memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan.
Penting bagi komunitas internasional untuk mendesak gencatan senjata segera, memastikan akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, dan menuntut pertanggungjawaban atas pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi. Hanya dengan upaya kolektif dan komitmen terhadap perdamaian, penderitaan warga sipil di Gaza dapat dihentikan.